KILAS BALIK SEJARAH
SMAN 1 PEKALONGAN
Pada zaman kependudukan Belanda yang terkenal dengan zaman Rekomba, pada bulan Mei 1949 didirikan SMA Partikelir dengan nama SMA Nasional, yang diselenggarakan oleh suatu kelompok dewan guru dibawah pimpinan R. Soerjo Harjoko.
Pada kembalinya pemerintahan Republik Indonesia setelah masa kemerdekaan, masih tetap bernama SMA Nasional, meski dengan catatan saat itu SMP Nasional telah dapat diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sekarang bernama SMP Negeri 2 Pekalongan.
Untuk membantu memperkuat penyelenggaraan SMA Nasional terutama yang mengenai keuangan dan usaha-usaha pengambil alihan oleh pemerintah, maka dibentuklah suatu panitia SMA Nasional dibawah pimpinan Bapak M. Soerodjo yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Pekalongan.
Pada ujian penghabisan SMA Negeri tahun 1950/1951 SMA Nasional mengajukan calon-calonnya yang pertama, yakni 7 calon dan diantaranya 4 calon dinyatakan lulus. Atas hasil yang baik ini dan ditambah dengan pembicaraan delegasi Panitia SMA Nasional yang terdiri dari Bp. Soerodjo, Bp. R. Toekoel Soerohadinoto dan Bp. R. Soerjo Harjoko dengan Kementeian PPK maka SMA Nasional menjadi SMA Bantuan.
Pada ujian penghabisan SMA Negeri Tahun 1951/1952 SMA Nasional bagian B mengajukan 23 calon dan semuanya lulus yang diantaranya 3 orang dengan hasil baik dan bagian A mengajukan calon-calonnya yang pertama terdiri atas 5 orang dan semuanya dinyatakan lulus. Atas hasil gemilang ini, yang kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan lebih lanjut dengan Kementerian PPK, maka melalui Surat Keputusan J.M. Menteri PP dan K Nomor 3014/B tanggal 18 Juli 1952 terhitung mulai tanggal 1 Juli 1952 SMA Nasional Bagian B diambil alih menjadi SMA B Negeri dengan 2 orang guru tetap yaitu R. Soerjo Harjoko, yang diserahi pimpinan, dan R Soegeng Soerjoatmodjo. Dengan Keputusan JM Menteri PPK Nomor 37346/Subs. Tanggal 10 Oktober 1952 SMA Nasional Bagian A diberi subsidi penuh.
Pada permulaan tahun pelajaran 1955/1956 dengan Surat Kawat Inspeksi SMA Nomor B.3535/D.1.b/R’55 tanggal 7 Juli 1955 diperintahkan untuk membuka SMA A Negeri dengan Kelas I.
SMA B Negeri dan SMA A Subsidi untuk sementara masih tetap masuk sore, dengan meminjam tempat di SMA 1 Negeri, karena sebagian besar memakai tenaga pengajar tidak tetap dan memang belum ada gedungnya. Dengan selesainya gedung darurat pada permulaan tahun pelajaran 1957/1958 SMA B Negeri dapat masuk pagi dengan menempati gedung darurat tersebut.
Sehubungan dengan itu, maka SMA A Subsidi tidak menerima murid-murid Kelas I tapi melanjutkan Kelas II dan III sampai habis pada akhir tahun pelajaran 1957/1958. Pada permulaan tahun pelajaran 1958/1959 dengan telegram Inspeksi SMA tanggal 24 Mei 1958 terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1958 diperintahkan untuk juga membuka Kelas I Bagian C. Dengan demikian pada akhir tahun pelajaran 1961/1962, SMA Negeri Pekalongan telah lengkap memiliki Bagian A, B dan C, dengan rincian Bagian A sebanyak 4 kelas, Bagian B sebanyak 8 kelas dan Bagian C sebanyak 7 kelas.
Pada bulan Mei 1966 SMA Negeri Pekalongan yang semula menempati gedung darurat di jalan merak pekalongan dipindahkan ke gedung sekolah baru di jalan RA Kartini nomor 39 Pekalongan, sampai sekarang.
SMA Negeri Pekalongan berubah menjadi SMA 1 Pekalongan pada tahun 1981 seiring dengan didirikannya SMA 2 Pekalongan di jalan kusuma bangsa. Pada Tahun 1991 SMA 1 Pekalongan diubah namanya menjdi SMA Negeri 1 Pekalongan. Dengan berlakunya kurikulum 1994 nama SMA berganti menjadi SMU, maka pada tahun 1994 itu pula SMA Negeri 1 Pekalongan menjadi SMU Negeri 1 Pekalongan, sampai tahun 2006. Pada tahun 2006, SMU Negeri 1 Pekalongan berubah lagi menjadi SMA Negeri 1 Pekalongan sampai sekarang. Selama ini, SMA Negeri 1 Pekalongan telah menggunakan beberapa kurikulum, mulai Kurikulum 1974, kemudian Kurikulum 1994, selanjutnya Kurikulum 2004 atau KBK dan terakhir SMA Negeri 1 Pekalongan melaksanakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) mulai tahun pelajaran 2009/2010 sehingga dikenal dengan nama Kartini International School. Pada tahun 2016, SMA Negeri 1 Pekalongan meraih peringkat pertama nilai UN se-Jawa Tengah.
*Informasi tambahan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah Sekolah Standar Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.
Sumber referensi : SMA Negeri 1 Pekalongan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas